Tag Archives: Negara Peraih Emas dan Pelatih Top yang Beradu Racik Strategi di SEA Games

Negara Peraih Emas dan Pelatih Top yang Beradu Racik Strategi di SEA Games

Negara Peraih Emas dan Pelatih Top yang Beradu Racik Strategi di SEA Games – Sepak bola menjadi cabor primadona di SEA Games 2019 karena paling digemari oleh masyarakat dunia. Tidak heran, terdapat anggapan jikalau juara umum di SEA Games tak lengkap tanpa emas sepak bola.

Sejak SEA Games 2019 digelar pertama kali atau saat masih bernama Southeast Asian Peninsular Games (SEAP Games), sepak bola sudah masuk dalam daftar cabor yang dimainkan. judionline

Dari 29 penyelenggaraan sebelumnya, Thailand menjadi tim paling sukses dengan 15 emas, yang artinya, Negeri Gajah Putih 15 kali menjuarai SEA Games cabor sepak bola. www.mustangcontracting.com

Selain Thailand, empat negara lainnya yang pernah merasakan emas sepak bola SEA Games adalah Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Burma (sekarang Myanmar). Peta kekuatannya berubah seiring betambahnya negara peserta.

Ya, sampai SEA Games pada tahun 1975, jumlah pesertanya hanya tujuh. Baru pada tahun 1977, tiga negara ikut serta, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, dan Filipina.

Negara Peraih Emas dan Pelatih Top yang Beradu Racik Strategi di SEA Games

Berikut adalah perjalanan lima negara peraih emas SEA Games cabor sepak bola:

1. Vietnam

Vietnam terbilang sebagai negara pertama yang meraih medali emas pada sepak bola SEA Games, yakni tahun 1959. Vietnam yang saat itu masih bernama Vietnam Selatan mengalahkan tuan rumah Thailand dengan skor 3-1.

Menariknya, itulah satu-satunya gelar juara yang pernah diraih oleh Vietnam. Pada edisi-edisi berikutnya, Vietnam selalu kandas pada tujuh babak final lainnya.

2. Malaysia

Tim Negeri Jiran berhasil meraih enam emas SEA Games cabor sepak bola. Keberhasilan pertama mereka raih pada edisi SEA Games 1961 di Burma (Myanmar).

Myanmar dan Malaysia saling bersaing ketat pada era 60-an dan 70-an. Pada tahun 1961, Malaysia merayakan gelar juara tersebut di Myanmar, namun Myanmar membalasnya pada SEA Games 1971 yang digelar di Malaysia.

Malaysia lalu mendapatkan dua emas pada dua edisi berturut-turut, yakni SEA Games 1977 di Kuala Lumpur dan 1979 di Jakarta.

Indonesia sudah seperti rumah buat Malaysia karena, Harimau Malaya kembali meraih emas pada SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta.

3. Myanmar

Sepak bola Myanmar ditakuti di Asia Tenggara pada tahun 1960-an hingga 1970-an. Terbukti, semua lima emas diraih pada era tersebut.

SEA Games tahun1965 cabor sepak bola melahirkan catatan unik. Sebab, untuk pertama kali dan satu-satunya, gelar juara dibagi kepada dua tim, yakni Myanmar dan Thailand.

4. Indonesia

Sudah 38 tahun lamanya emas SEA Games cabor sepak bola tidak mampir ke lemari trofi Indonesia. Kala itu, Merah Putih meraih kesuksesan di Manila, Filipina, tahun 1991.

Lawan yang dihadapi adalah Thailand, tim yang haus akan gelar juara karena sudah absen mendulang emas pasca hattrick juara tahun 1979, 1981, dan 1983.

Nasib baik menimpa Indonesia. Widodo Cahyono Putro dkk. menang lewat drama adu penalti (4-3) setelah bermain imbang tanpa gol selama waktu normal.

Satu catatan menarik yakni, dua emas yang sudah dikoleksi Indonesia didapat setelah melewati 90 menit waktu normal. Jika pada edisi 1991 menang adu penalti, pada edisi 1987 tim merah putih memastikan kemenangan pada babak tambahan.

5. Thailand

Bisa jadi, Thailand merupakan tim paling dibenci sekaligus disegani di Asia Tenggara. Bagaimana tidak, sebanyak 16 emas digenggam dari 29 kali penyelenggaraan SEA Games.

Hebatnya, Thailand pernah menang sebanyak delapan kali beruntun. Mereka juga mencatatkan hattrick pada tahun 1981 sampai 1985, 1993 sampai 2007, dan 2013 hingga 2017.

5 Pelatih Top yang Beradu Racik Strategi di Sepak Bola SEA Games 2019

Jakarta Sepak bola selalu menjadi cabor yang paling menarik di perhelatan SEA Games, meski hanya memperebutkan satu emas. Satu medali emas bernilai sangat prestise sehingga setiap tim begitu ngotot untuk mengejar ini.

Cabang olahraga sepak bola akan digelar pada 26 November sampai 10 Desember 2019. Pertandingan sepak bola digelar di tiga stadion yakin Rizal Memorial, Binan, dan Imus.

Terdapat dua grup yang akan bersaing dalam perburuan medali emas SEA Games. Grup A dihuni tuan rumah Filipina yang bakal bersaing dengan Malaysia, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Sementara itu, Grup B bisa dikatakan sebagai Grup Neraka. Grup ini dihuni Timnas Indonesia U-22 yang akan menghadapi Thailand, Vietna, Singapura, Laos, dan Brunei Darussalam.

Bicara prestasi, Thailand masih menjadi negara dengan pengoleksi medali emas terbanyak dari sepak bola dengan total 16 medali. Kemudian ada Malaysia dengan koleksi 6 medali emas dan Myanmad dengan raihan 5 emas.

Sementara itu, Indonesia baru meraih dua medali emas. Adapun Singapura dan Laos sama sekali belum pernah menjadi juara pada pesta olahraga dua tahunan tersebut.

Perburuan medali emas pada SEA Games edisi ke-30 sepanjang sejarah ini diprediksi akan berlangsung ketat. Hal itu bisa dipastikan karena masing-masing peserta diasuh pelatih berkualitas dan sarat pengalaman.

Berikut ini adalah pelatih jempolan yang bakal beradu strategi dalam perburuan medali emas SEA Games 2019:

1. Indra Sjafri (Timnas Indonesia U-22)

Timnas Indonesia U-22 menaruh harapan tinggi pada Indra Sjafri untuk bisa mengakhiri puasa medali emas di SEA Games 2019. Pelatih 56 tahun itu sebelumnya lebih sering menukangi Timnas U-19.

Namun, pada Desember 2018 Indra Sjafri dipromosikan ke Timnas Indonesia U-22. Pada Februari 2019, Indra Sjafri langsung membuktikan kualitasnya dengan mengantarkan Osvaldo Haay dkk meraih gelar Piala AFF U-22 2019.

Sayangnya, pada Maret 2019 Indra Sjafri gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala AFC U-23 2020. Jadi, ini bisa menjadi panggung pembuktian Indra Sjafri untuk mempersembahkan medali emas di SEA Games 2019 setelah 28 tahun.

2. Park Hang-seo (Timnas Vietnam)

Park Hang-seo sejatinya merupakan pelatih timnas senior Vietnam. Namun, pada SEA Games 2019, pelatih asal Korea Selatan itu dipercaya untuk memimpin Vietnam U-22 meraih medali emas.

Kinerja Park Hang-seo tentu sudah tak perlu diragukan lagi. Pelatih yang kini berusia 60 tahun itu pernah menjadi asisten Guus Hiddink di Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002.

Bersama timnas Vietnam senior, Park Hang-seo juga membuktikan kualitasnya. Di bawah asuhannya, Vietnam belum terkalahkan dalam empat laga Kualifikasi Piala Dunia 2022.

3. Akira Nishino (Timnas Thailand)

Sama dengan Park Hang-seo, Akira Nishino yang merupakan pelatih timnas Thailand senior juga akan turun memimpin timnas U-22. Kualitas pelatih asal Jepang itu pun tidak kalah dengan Park Hang-seo.

Akira Nishino memoles Thailand kembali menjadi tim yang ditakuti di Asia. Pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Thailand di bawah asuhan Akira Nishino menjadi pemuncak klasemen sementara dengan mencatatkan delapan poin hasil dua kemenangan dan dua kali imbang.

Pengalaman dan kualitas yang dibawa Akira Nishino ke Timnas Thailand untuk SEA Games tentu menjadi modal berharga. Thailand berpeluang untuk mempertahankan medali emas SEA Games.

4. Fandi Ahmad (Timnas Singapura)

Fandi Ahmad akan memimpin Singapura di SEA Games 2019. Fandi Ahmad sudah tidak asing lagi untuk level U-22 setelah menjadi pelatih pada edisi 2003-2006 dan 2017-2018.

Pada 2018, Fandi Ahmad sempat dipromosikan ke timnas Singapura senior. Sayang, kariernya di sana tak terlalu cemerlang sehingga federasi Singapura mengembalikannya lagi ke timnas U-22

5. Ong Kim Swee (Timnas Malaysia)

Malaysia masih mengandalkan kualitas dari Ong Kim Swee pada SEA Games 2019. Pelatih yang berusia 48 tahun itu tercatat sebagai yang paling berpengalaman untuk level U-22.

Ong Kim Swee sudah dua edisi menukangi Malaysia U-22 yakni pada 2011-2015 dan 2017 sampai sekarang. Pencapaian terbaiknya adalah medali emas SEA Games 2011 dan perak pada edisi 2017. Ong Kim Swee juga pernah dua tahun menukangi Timnas Malaysia senior.